Petunjuk Hukum
Firman Allah dalam al Quran surah al
Baqoroh ayat 30 sebagai berikut :
“Ingatlah ketika Robb engkau
berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang kholifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Berfirman (Allah): "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak Kamu ketahui."
Maksud
Ayat tersebut bermuatan antara lain
bahwa susunan dalam bentuk dialog itu bertujuan untuk memberikan kejelasan
perihal keberadaan Malaikat yang dengan itu termasuk bagian dari rukun iman
dengan tugas dan tanggung jawabnya yang cukup banyak diterangkan dalam al Quran
dan al Hadits Rasulullah Muhammad saw sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran
surah Fathir ayat 1, disamping kondisi manusia dalam perjalanan hidupnya wajib
berhadapan dengan cobaan, yang memang telah menjadi ketetapan dari sunatullah
sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Mulk ayat 2. Mengingat bahwa
hidup ini adalah pengabdian dan janji sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran
surah al Bayyinah. Inilah arti dari sumpah manusia di alam ruh.
Pembahasan
Bahwa Adam sebagai bapak ummat
manusia sampai akhir zaman, dengan ketetapan sebagai “kholifah” yang
berarti pengganti dari masyarakat jin, sehingga dengan itu akan memberikan arti
penuh tentang keberadaan manusia sebagai makhluq sosial sebagaimana Allah
tetapkan dalam al Quran surah an Nisa ayat 1. Dalam hal ini Rasulullah Muhammad
saw telah menjelaskan bahwa keturunan Adam terpilih lima orang yaitu Nuh as,
Ibrohim as, Musa as, Isa as dan Muhammad saw, kemudian yang paling sempurna
adalah Muhammad saw sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah asy Syuro ayat
13.
Maka wajarlah kalau Allah memberikan
beberapa petunjuk penting atas hambaNya yang terpilih sebagai Ulil Azmi
sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Ahqof ayat 35, antara lain :
- Ketetapan Allah terhadap Nuh as dalam perintahNya membangun ummat yang benar melalui petunjukNya yaitu sistem dalam ”pembuatan sebuah kapal” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah Hud ayat 37.
- Ketetapan Allah atas Ibrohim as sebagai gambaran dari suatu bentuk kehidupan manusia dalam pembangunan masyarakat ummat sedunia “dengan keberadaannya sebagai imamah” atas seluruh ummat manusia sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Baqoroh ayat 124, yang digelar menjadi dasar pedoman disebut “Millah” yaitu ketatalaksanaan yang dilandasi oleh Kebenaran petunjuk Allah dan panduan RasulNya sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Hajj ayat 78.
- Ketetapan Allah atas Musa as tentang keberadaan Bani Isroil berdasarkan janjiNya, sehingga perjalanan Bani Isroil dalam Taurot menuju “bangunan khilofah” yang dimulai dari kerasulan Daud as sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah Shod ayat 26, sehingga Kitabullah sebagai penyelesai berbagai sengketa ummat manusia sebagaimana telah dipandukan oleh para Rasul dari kalangan Bani Isroil hal ini Allah tetapkan dalam al Quran surah al A’rof ayat 160 dalam pase pertama dan akan berlanjut kepada ummat Muhammad saw pada pase terakhir sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah an Nur ayat 55.
- Ketetapan Allah atas Isa ibnu Maryam yang dengan perutusannya membawa Injil adalah sebagai “sinyal bagi masa berakhirnya segala perutusan dan kekuasaan Bani Ya’qub” bagi perjalanan pengaturan atas ummat sedunia ini sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah az Zukhruf ayat 61. Kemudian Allah menetapkan “kesempurnaan al Quran atas seluruh Kitab terdahulu” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Baqoroh ayat 106 melalui ketatalaksanaan al Quran sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Furqon ayat 52 yang dipandukan oleh Rasulullah saw sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al An’am ayat 153..
- Ketetapan Allah atas Muhammad saw sebagai penutup seluruh Nabi dan Rasul sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Ahzab ayat 30 dan sebagai utusan atas seluruh ummat manusia sedunia sampai akhir zaman sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah as saba’ ayat 28 dalam menuntunkan panduannya sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Jatsiyah ayat 16 menuju “Rahmatan lil’Alamin” sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Anbiya ayat 107, maka berarti bahwa ummat Muhammad saw diperintah menjemput janji Allah melalui proses penegakkan kejujuran sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah an Nisa 135 dan mendakwahkan sistem Islam secara mendunia sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah al Qoshosh ayat 85 menuju Kehendak dan KekuasaanNya sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah at Taubah ayat 33 dan Hadits shohih riwayat Muslim dari jalan Syadad bin Aus dan Tsauban.
Itulah gambaran yang telah
ditetapkan Allah semenjak Nuh as sampai dengan Muhammad saw sebagaimana Allah
tetapkan dalam al Quran surah asy Syuro ayat 13 dan hal tersebut memberikan
petunjuk kemutlaqkan al Quran sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah
az Zumar ayat 23, sebagai berikut :
“Allah telah menurunkan Perkataan
yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi
berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Robb
mereka, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.
Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya
seorangpun pemberi petunjuk baginya”.
Inilah al Quran sebagai “pedoman
tunggal” untuk ummat manusia sedunia dan merupakan satu-satunya kepastian
sebagai titik temu “antara Kehendak Allah dengan perilaku manusia dalam
kemanusiaan” yang wajib berlaku sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran
surah al Jatsiyah ayat 20. Dan ini dikuatkan melalui kalimat “wa’ala-llahi
qoshdus sabil” yaitu haq mutlaq Allah menunjuki jalan yang benar
sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah an Nahl ayat 9.
Dengan yang tersebut maka tiada satu
permasalahanpun perihal kemanusiaan dan keummatan yang tidak terjawab melalui
petunjuk al Quran. Hanya sekarang tergantung sejauhmana kefahaman terhadap
aqidah Islam dalam hubungannya dengan dua macam perintah bertadabbur
sebagaimana Allah tetapkan dalam al Quran surah an Nisa ayat 82 dan surah
Muhammad ayat 24. Maka inilah suatu kepastian dari Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar